Selasa, 24 Maret 2015

Jenis Layanan BK

Baru saja belajar tentang Satlan atau satuan layanan. Dan ternyata.. eng ing eeeeng.. saya banyak nggak ngertinya dan beberapa baru tahu, dan baru bisa inget. Salah satunya, ada berapa sih jenis layanan itu?

menurut saya ada 3, yaitu :

a. Bimbingan/ Konseling Individual : Face to face
b. Bimbingan/Konseling klasikal : barengan sekelas
c. Layanan Informasi : selebaran, pamflet, mading, poster, dkk

Cukup sekuan Jenis layanan BKnya, nanti kalau ada tambahan saya tambah

Senin, 17 November 2014

No Doubt! No Regret! (Sukses Bisa Darimana Saja)



“Wih keren anak TI! Aku cuma anak sastra, nggak kerenkan? Nggak jelas masa depannya”
Pernah nggak kamu mikir kayak gitu? Membanding-bandingkan jurusanmu dengan jurusan orang lain yang kamu rasa lebih keren dan lebih menjanjikan di masa depan, nyesel sama jurusan yang saat ini kamu jalani, berandai-andai di KTM-mu tertera jurusan yang menurutmu ‘wah’, atau bahkan berpikir untuk pindah jurusan? Sampai dibela-belain ikut ujian ulang setiap kali ada kesempatan, yang pada akhirnya gagal lagi.
Jika kamu pernah merasakan dan atau berpikiran seperti itu, itu berarti kamu butuh beberapa asupan gizi tambahan. “Tapi aku kan udah sehat kak! Mama juga udah cukup ngasih aku makanan bergizi…”. Bukan! Bukan makanan! Ini asupan motivasi dan pencerahan hidup untuk mengobati penyakit ‘saya ragu apakah jurusan saya sudah tepat’, ‘jurusan saya tidak akan menjadikan saya orang sukses’, dan ‘saya menyesal telah memilih jurusan ini’. Asupan tersebut berfungsi sebagai penekan rasa menyesal dan penghilang rasa ragu pada para mahasiswa yang menderita penyakit ‘ragu jurusan’ dan ‘sesali jurusan’.
Orang yang menderita penyakit ‘ragu jurusan’ dan ‘sesali jurusan’ biasanya merupakan orang yang patah hati gara-gara ditolak oleh jurusan yang mereka inginkan atau orang-orang yang tidak punya pendirian dan keyakinan yang kuat. Dan bisa jadi mereka adalah orang-orang yang mudah diiming-imingi dan tidak pandai bersyukur.
So, kalau kamu merupakan salah satu dari penderita penyakit-penyakit tersebut, baca-catat-bacalagi-pahami-terapkan hal-hal ini :
1.      Gali informasi mengenai jurusanmu. Banyak hal yang perlu kamu ketahui dan kuasai yang mungkin saja satu atau beberapa dari sekian banyak itu bisa menjadi hal yang kamu sukai. Dengan menggali informasi pula, kamu bisa mengetahui celah-celah yang dapat kamu isi dengan prestasi.

2.      Tetap kembangkan minatmu (yang tidak sesuai jurusan) sebagai hobi. Siapa tahu dengan suatu hari nanti kamu bisa menggabungkan hobi dan ilmu yang kamu dapatkan dari jurusanmu menjadi sebuah inovasi baru yang luar biasa.

3.      Terus menyesali tidak akan membawamu ke mana-mana. Bangkit dan raihlah prestasi! 

5.      Yakinlah!! Bahwa sukses bisa diraih dimana saja

Oleh : Khoirunnisa Z
Sebagai tugas pengembangan media BK

Rabu, 15 Januari 2014

Peer Discussion group


Peer discussion groups
By: Khoirunnisa Zukhrufiddin
13104241067
Study is one of many important topics which students meet every day. Study is their task and main demand. As task, Students often feel that study is hard-difficult-and-boring thing. Moreover study with just-listen-someone-speak-there method or reading book at all their time, students going to feel bored and sleepy.
For facing this problem, education scientists made another method called peer discussing group method. This method was made to make study activity became more fun and enjoyable for students. In this method, students collect information actively and share the information which they got and discuss it with their friends in the group in accordance with the main topic of the task.
Although peer discussing group method is considered as enjoyable studying method, actually many people judge that this method is not efficient at all. Actually, many people consider that this method is not efficient at all. This is why this method when it will be realized in the real world it is so difficult. One of these assumptions is that group members often lose focus on the main issues. It happens because so much information and ideas from each member of the group that mingled into one and it make discussion activity run from the main issues slowly. But this assumption was refused by discussion which has a good regulation. With the good regulation in the discussing activity, peer discussing group method will walk easily and stay in order. It peacefulness can made by put a chairman in the group the he/she will help their group to still talk about the topic with the enjoyable method.
Besides that, peer discussing group also time-wasting because there are many kind of people, the students in the discussion group, and their character as some children and teenagers. Adolescents and children is a period in which an individual is still unstable and more playful than serious discussion, discuss can change become another conversation with another issues, or worse the discussion become a joke event. And this assumption can break because the discussion group can make a discussion’s schedule to direct the way of discussion. So, the discussion will not walk out from the main topic.
There are other assumptions related to time wasting. This assumption says that discusses a waste of time for students to make just talking about the same topic of discussion in all the time and just walk in place without any progress and a better conclusion, just make stagnation. But the bad assumption that it's exactly the positive impact on students. The material they discuss their memories tied in with strong, they are also trained express their ideas, respect for others, and mature thinking.
Basically, the method of learning by creating peer groups to discuss is one method that is quite pleasant and eliminate boredom learners in their learning activities. The assumption is that this discussion is just a waste of time because it does not focus or other problems can be rebutted with a focused discussion and scheduled. Should not such a tight schedule, the schedule is pretty flexible, comfortable, and stay focused
 Source :

MAKALAH DINAMIKA KELOMPOK : PERILAKU PEMIMPIN



PERILAKU PEMIMPIN










Oleh : Khoirunnisa Zukhrufiddin (131904241067)





Bimbingan dan Konseling
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Fakultas Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013



Bab 1. Pendahuluan

1.1. Latar belakang
Manusia diturunkan ke bumi sebagai khalifah, artinya manusia diturunkan ke bumi untuk menjadi pemimpin. Penentu masa depan bumi ini. Dengan pernyataan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa setiap manusia adalah pemimpin. Baik bagi dirinya sendiri, keluarganya, maupun lingkungan sekitarnya.
Setiap manusia memiliki peran dengan apa yang dipimpinnya. Namun tidak semua manusia paham dan mengerti hakikat dirinya sebagai pemimpin. Seringkali ketidakpahaman tersebut membuat manusia tidak dapat menggunakan kemampuan dirinya sebagai pemimpin. Ketidakpahaman tersebut tercermin dalam keseharian manusia-manusia tersebut berperilaku.  Pemimpin memiliki perilaku tersendiri. Di mana perilaku tersebutlah yang mempengaruhi hasil dari yang dipimpin olehnya.

1.2. Rumusan Masalah
·         Apa arti dari pemimpin?
·         Apa arti dari kepemimpinan?
·         Apa arti Perilaku Pemimpin?
·         Seperti apakah konsep perilaku pemimpin?
·         Perilaku pemimpin apa sajakah yang perlu dimiliki dan dikembangkan?

1.3. Tujuan dan Manfaat makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk menjabarkan apa makna dari pemimpin dan bagaimana perilaku yang seharusnya dimiliki oleh pemimpin. Dan dari makalah ini, pembaca dapat mengambil poin-poin isi untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang pemimpin


BAB 2. Pembahasan

2.1. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pimpin berarti dalam keadaan dibimbing; dituntun. Sedangkan memimoin adalah mengepalai; mengetuai. Yang digunakan dalam pembahasan ini adalah kata memimpin untuk mengartikan kata Pemimpin.

Pemimpin sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berari orang yang mengepalai; mengetuai suatu badan atau organisasi. Ada pula pemimpin menurut Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan Pendidikan (1999) ialah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat yang ditetapkan.

Dari semua pengertian, dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah orang yang diamanahi untuk menjalankan kepemimpinan dan memimpin suatu ordinat untuk mencapai tujuan tertentu. Dan kepemimpinan, menurut Young (Kartono:2003) adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

2.2. Fungsi Pemimpin

Pemimpin merupakan hal terpenting dalam suatu badan, organisasi, maupun ordinat. Pemimpin sebagai kepala, pengatur, pengkoor merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
> Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
> Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.
Adapun fungsi lain menurut Hadari Nawawi. Hadari Handawi menyatakan bahwa fungsi pemimpin memiliki dua dimensi yaitu:
1) Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktifitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinya.
2) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksnakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.
Sedangkan secara operasional, Hadari Handawi  membedakan menjadi lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
1.      Fungsi Instruktif.
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.

2.      Fungsi konsultatif.
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.

3.      Fungsi Partisipasi.
Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.
4.      Fungsi Delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuay atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan ssorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.

5.      Fungsi Pengendalian.
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Adapun secara umum, Fungsi pokok pimpinan adalah:
·         Memberikan kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pegangan oleh anggotanya.
·         Mengawasi, mengendalikan dan menyalurkan perilaku anggota yang dipimpin
·         Bertindak sebagai wakil kelompok dalam berhubungan dengan dunia luar

2.3. Konsep Perilaku Kepemimpinan
Ada dasar-dasar yang melandasi perilaku pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinannya sehari-hari. Dasar-dasar tersebut adalah perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan antar manusia (laedership dimension). (Gordon, 1990; Greenberg dan Baron, 1995; Kreitner dan kinicki, 1992; Owens, 1991; Yulk, 1989; Hoy dan Miskel, 1987).
Perilaku pemimpin yang  berorientasi pada tugas biasanya akan berjalan teratur. Hal ini dikarenakan pemimpin akan yaitu lebih menaruh perhatian pada perilakunya dalam memimpin, di mana perilakunya tersebut mengarah pada penyusunan rencana kerja, penetapan pola organisasi, adanya saluran organisasi, saluran komunikasi, metode kerja dan prosedur pencapaian tujuan yang jelas.
Ditambah lagi dengan perilaku yang berorientasi pada hubungan antar manusia yaitu kepemimpinan di mana pemimpin menaruh perhatian pada perilaku pemimpin yang mengarah pada hubungan kesejawatan, saling mempercayai, saling menghargai, dan penuh kehangatan hubungan antara pemimpin dengan stafnya (Herbert, 1981; Bernard, 1988; Etzioni, 1964; Cartwright dan zender, 1953; Hoy dan Miskel, 1982). Pemimpin yang menerapkan dasar yang berorientasi pada hubungan manusia tersebut, biasanya memiliki hubungan dengan rekan, bawahan, atau atasan secara baik. Mereka dapat menguasai situasi dan pergerakan individu dalam kelompok.
Selain itu, pemimpin tersebut dapat mempengaruhi performansi kelompok dengan alat verbal atau gestural yang dikomunikasikan melalui pengarahan, evaluasi, dan sikap pemimpin terhadap anggota kelompok (Owens, 1991).

2.4. Perilaku Pemimpin
            Berdasarkan konsep kepemimpinan yang telah dijabarkan sebelumnya, terdapat beberapa perilaku yang semestinya dimiliki oleh seorang pemimpin. Perilaku itu ialah :
a.       Teladan
Sebagai orang yang berada dibagian terdepan dan memimpin, mengatur, dan menjalankan system sebagai ujung tombak, pemimpin harus dapat menjadi teladan yang baik bagi apa yang dipimpinnya.
b.      Adil
Pemimpin memiliki banyak hal yang harus ia atur secara merata dan efisien. Jika ia memimpin sebuah kelompok maka ia diharuskan bisa membagi tugas, waktu, dan hal-hal lain secara adil dan merata serta efisien.
c.       Memudahkan
Perilaku pemimpin memudahkan sangat berkaitann dengan keahlian manajemen. Pemimpin punya tuntutan untuk dapat memudahkan tugas dan pelaksanaan pencapaian tujuan apa yang dipimpinnya.
d.      Bekerja sama
Pemimpin bukanlah dewa. Ia membutuhkan orang lain untuk diajak bekerjasama agar tujuannya dapat tercapai. Apalagi jika ia memimpin sebuah organisasi, setidaknya ia membutuhkan bawahannya untuk menjalankan kepemimpinannya.
e.       Bernurani
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat mengerti apa dan bagaimana sebaiknya ia memimpin. Tidak terlalu memaksakan apa yang ia pikirkan. Hal ini berhubungan dengan dasar perilaku yang berorientasi pada hubungan sesame manusia.
f.       Disiplin dan Tegas
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pencapaian tujuan, maka pemimpin harus dapat tegas dan menerapkan kedisiplinan penuh bagi dirinya maupun apa-apa yang ia pimpin.
           
Bab 3. Kesimpulan
3.1. Kesimpulan
Pemimpin merupakan orang yang memiliki tanggungjawab atas apa yang dipimpinnya. Dalam melaksanakan kepemimpinannya, pemimpin diharapkan berperilaku sebagaimana mestinya seorang pemimpin. Adapun dasar-dasar perilaku pemimpin adalah perilaku pemimpin yang berorientasi pada pada tugas dan perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan antar manusia. Dasar-dasar tersebut melahirkan perilaku lain yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin seperti : teladan, adil, memudahkan, bekerja sama, bernurani, disiplin dan tegas.

3.2. Saran
Makalah ini dibuat untuk membantu para calon pemimpin agar mengetahui hal-hal dari perilaku yang perlu dimiliki oleh pemimpin. Dan disarankan kepada para pembaca untuk menerapkan serta mengembangkan kea rah yang lebih baik.


















Daftar Pustaka

Nugraha, Rama S.2012.”Jangan Jadi Pemimpin Sebelum Baca Buku Ini!”.Visimedia.Jakarta